JURNAL NASIONAL : Sambil
Nebeng Hemat BBM
2 Juni 2013
Sambil Nebeng Hemat BBM
Jurnal Nasional | Minggu, 2 Jun 2013
Ratu Selvi Agnesia
Komunitas Nebeng mengajak Anda untuk menghemat BBM (bahan bakar minyak) dan mengurangi kemacetan.
JAKARTA memang bukan kota yang nyaman jika kita berbicara soal kemacetan dan polusi. Keriuhan Metromini, Bajaj, dan mobil pribadi merupakan rutinitas Jakarta. Lalu, kenapa kita tidak mencoba nebeng kendaraaan lain untuk berangkat dan pulang kantor?
Ide itulah yang dipikirkan oleh Rudyanto, penggagas Komunitas Nebeng. Rudyanto setiap hari harus terjebak kemacetan sejak keluar rumah di kawasan Tengerang hingga kantornya di daerah Cakung, Jakarta Timur. Saat itu, ketika terjebak macet di tol Merak-Jakarta, Rudy melihat banyak mobil yang isinya hanya satu orang. Menurut Rudyanto, kita bisa meluangkan satu hari dalam seminggu untuk meninggalkan kendaraan bermotor di rumah untuk nebeng kendaraan salah satu anggota Komunitas Nebeng.
Dengan cara menebeng kita bisa mengurangi intensitas/frekuensi penggunaan kendaraan bermotor. Kita bisa memberikan kontribusi dalam mengurangi beban subsidi BBM sehingga dananya bisa digunakan untuk hal yang lebih penting seperti pendidikan dan kesehatan. Tak kalah pentingnya menurut Rudyanto, kita juga turut mengurangi efek pemanasan global yang mengancam pasokan pangan.
"Dua mobil menjadi satu mobil, seharusnya bisa mengurangi kemacetan karena jumlah mobil yang turun ke jalan berkurang. Selain itu, juga bisa menghemat BBM 50 persen," ujar Rudy.
Krisis BBM dunia telah mendorong Presiden SBY menaikkan harga BBM lebih dari 100% dan juga ada isu kenaikan BBM selanjutnya dalam waktu dekat ini. Komunitas Nebeng meluncurkan www.nebeng.com yang dipublikasikan pada 28 September 2005.
Komunitas Nebeng ini bertujuan untuk memberi sebuah solusi menghadapi kenaikan BBM, dengan cara mempermudah komunikasi antara pemberi tebengan dan penebeng, dan juga membantu dalam masalah keamanan.
Rudy mulai mengajak sepupu dan teman yang ingin berangkat menuju kantor di Jakarta untuk berangkat bersama menggunakan satu kendaraan. Kegiatan nebeng alias carpooling ini terus berkembang dari mulut ke mulut. Anggota komunitas ini sudah mencapai lebih dari 30 ribu orang.
Beberapa hari setelah www.nebeng.com lahir, lahir pula milis nebeng. Milis ini menururt Rudyanto awalnya dibuat untuk mengumpulkan saran dalam mencari jalan keluar dari krisis BBM. Tetapi sekarang milis ini menjadi ajang komunikasi antarpenebeng dan pemberi tebengan.
"Dua minggu kemudian kami mempublikasikan www.nebeng.info. Website ini lahir karena pemrakarsa melihat adanya kebutuhan tebengan mudik untuk Lebaran," ujar Rudyanto.
Hal ini dikarenakan ongkos transportasi lebaran naik sebagai akibat dari kenaikan BBM. Konsep www.nebeng.info sama dengan www.nebeng.com, hanya penggunanya ditujukan kepada para pemudik. Rudyanto pun dibantu Sylvia Setiadarmo sebagai Programmer dan Harry Soesanto sebagai Designer.
"Saya baru bergabung di nebeng.com, ayo, ayo, siapa yang manu nebeng? Saya dari Kranji ke BI atau Tanah Abang," tutur Yodi di milis Nebeng.com.
Ia menambahkan, kegiatan ini berbeda dengan kendaraaan umum, seperti taksi gelap atau omprengan. Pemberi tebengan tidak mencari untung. Ongkos yang dikeluarkan penebeng hanya untuk menutup pengeluaran BBM dan tol.
Rudyanto menyebutkan bahwa sebagian besar anggota nebeng.com adalah pegawai kantoran dan mahasiswa. Anggota terbanyak datang dari Jakarta, diikuti Bekasi, Tangerang, Bogor, dan Depok. Bergabung di komunitas ini, kata Rudy, bisa menambah teman, dan bahkan ada yang menjalin bisnis bersama. Dari Komunitas Nebeng maka akan terjalin hubungan antarpenebeng yang ditebeng menjadi lebih berkembang.
rselvia@jurnas.com
Sumber : http://www.jurnas.com/halaman/16/2013-06-02/249153