TOPCAREERMAGAZINE.com | Nebeng.com, Mengurangi Kemacetan Sekaligus Mencari Teman
2 April 2015
TOPCAREERMAGAZINE.com - Siapa sangka dengan terjadinya kenaikan BBM dan kemacetan di Jakarta yang semakin hari bertambah parah telah membuat komunitas ini lahir dan berkembang sampai sekarang. Komunitas Nebeng atau yang dikenal dengan nebeng.com menjadi salah satu alternatif penduduk Jakarta untuk mengurangi kemacetan, sekaligus menghemat konsumsi BBM.
Adalah Rudyanto sebagai penggagas awal berdirinya Komunitas Nebeng ini. Keseharian yang mengharuskan dia untuk menembus kemacetan setiap hari dari rumahnya di daerah Tangerang ke kantornya yang terletak di Cakung membuatnya lelah menghadapi kemacetan. Saat itu dia melihat banyak mobil hanya diisi oleh satu orang saja. Dari situ Rudyanto memiliki ide untuk membuat satu mobil bisa diisi oleh lebih dari satu orang. "Saya saat itu berpikir kalau beberapa pengendara mobil bisa digabungkan menjadi satu mobil, pasti sangat bisa mengurangi kemacetan dan tentunya bisa menghemat BBM sampai dengan 50%," katanya.
Kemudian pada tanggal 28 September 2005 atau tiga hari sebelum pengumuman kenaikan BBM, Komunitas Nebeng ini resmi dibentuk. Awalnya, Rudyanto mengajak beberapa teman dekatnya dan saudaranya untuk mencoba ide awalnya, yaitu menyatukan beberapa pengendara mobil menjadi hanya satu mobil saja. Respons dari mereka pun sangat baik dan komunitas ini mulai berkembang dari mulut ke mulut. Hingga kini, anggota komunitas ini telah mencapai 41.000 orang, yang terdiri dari berbagai pekerja kantoran, ataupun mahasiswa.
Tujuan dibentuknya komunitas ini awalnya hanya untuk mengurangi kemacetan di jalanan Jakarta dan menghemat pemakaian BBM. Seiring berjalannya waktu, komunitas yang berkantor di Lippo Village Tangerang ini juga menjadi ajang berkenalan dengan orang-orang baru. "Banyak dari anggota komunitas ini yang akhirnya menjadi rekan bisnis karena jarak yang ditempuh biasanya 1-2 jam dan mereka saling ngobrol tentang bisnis masing-masing. Intinya komunitas ini bisa menjadi wadah bagi para pengguna jalan di Jakarta yang ingin nebeng ataupun yang ingin memberikan tumpangan," tambahnya.
Untuk keamanan sendiri, Rudyanto menjamin bahwa komunitas ini aman dari tindak kejahatan yang biasanya terjadi di jalan raya. Dengan mencantumkan data pribadi lengkap ketika mendaftar di komunitas ini maka identitas dari si penebeng dan pemberi tebengan menjadi jelas dan bisa dicek kebenarannya. Pemberi tebengan pun tidak asal angkut penumpang di pinggir jalan. "Potensi kejahatan itu biasanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak jelas data dirinya. Nah, kalau di komunitas ini kita bisa tahu latar belakang penebeng atau pemberi tebengan dan kalau perlu bisa bertemu dulu. Jadi, terdapat proses seleksi sebelum tebeng-menebeng terjadi. Sudah hampir tujuh tahun komunitas ini berdiri, sampai sekarang belum ada tindak kejahatan di komunitas kami," tutur alumnus Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknik Surabaya ini.
Untuk menjadi anggota dari Komunitas Nebeng ini sangat mudah sekali. Pertama-tama, Anda harus mendaftarkan diri melalui situs nebeng.com dengan mengisi data pribadi secara lengkap. Di situ, Anda bisa mendaftar sebagai penebeng atau pemberi tebengan. Siapa pun bisa menjadi anggota komunitas ini, asalkan anggota pemberi tebengan memiliki kebutuhan untuk berbagi kendaraan pergi dan pulang kantor. Iuran pendaftaran untuk bergabung komunitas ini pun sangat terjangkau, yaitu dari Rp20.000 hingga dengan Rp30.000. Anggotanya tersebar tidak hanya dari Jakarta saja, melainkan ada yang dari Bekasi, Depok, Tangerang, dan Bogor.
Sedangkan untuk biaya yang dikeluarkan penebeng, biasanya tergantung dengan kesepakatan awal dengan pemberi tebengan. "Ketika kenalan biasanya mereka membuat kesepakatan tentang biaya yang dikeluarkan penebeng. Kalau untuk yang sering mencari joki 3 in 1 biasanya gratis untuk si penebeng. Kemudian ada juga yang sepakat memberi ‘uang’ bensin dan besarnya uang yang diberikan pun sesuai dengan kesepakatan awal, sehingga bisa sama-sama saling menguntungkan antar anggota Komunitas Nebeng ini," ujar pria kelahiran Malang 30 Januari 1974.
Tidak hanya soal biaya, tempat penjemputan dan jumlah penumpang yang diangkut pun biasanya dibicarakan ketika awal pertemuan antara pemberi tebengan dan penebeng. Dengan adanya komunikasi yang intens antara sesama anggota, komunitas ini berbeda dengan kendaraan umum, seperti taksi gelap atau omprengan. "Pemberi tebengan tidak mencari keuntungan semata karena ongkos yang dikeluarkan penebeng hanya untuk menutup penutup pengeluaran BBM dan tol," jelasnya.
Rudyanto menambahkan bahwa kegiatan dari komunitas ini tidak hanya sebatas memberi tumpangan atau menumpang. Setiap tahunnya diadakan acara gathering komunitas Nebeng yang dihadiri oleh anggota dari berbagai daerah. Selain itu, sering juga diadakan seminar atau workshop yang membahas berbagai hal. Komunitas ini berharap dapat terus menjaring masyarakat Jakarta untuk bergabung sehingga dapat menekan angka kemacetan dan mengurangi polusi di Jakarta. Jadi, tidak perlu ragu lagi untuk mencari tumpangan, tinggal klik nebeng.com dan temukanlah teman baru sepanjang perjalanan Anda.***
(TCM/Foto:Dok.TopCareer)
See more at : TOPCAREERMAGAZINE.com